Selasa, 15 Juli 2014

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN PADA UPT PERPUSTAKAAN UNHAS



I PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama Perpustakaan adalah kepuasan kerja para pustakawannya, karena pustakawan yang dalam bekerja mereka tidak merasakan kenyamanan, kurang dihargai, tidak bisa mengembangkan segala potensi yang mereka miliki, maka secara otomatis pustakawan tidak dapat fokus dan berkonsentrasi secara penuh terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja pegawai menurut Hariadja (2002:291) dapat dilihat bahwa “pustakawan tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan, tetapi terkait juga dengan aspek lain seperti melakukan interaksi dengan teman sekerja, atasan, mengikuti aturan-aturan dan lingkungan kerja tertentu yang seringkali tidak memadai atau kurang disukai.”
Menurut Handoko (2000:192), Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual, setiap individual memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya. Semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang tidak sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat kepuasan yang didapat. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan dengan bagaimana para pekerja memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang dapat terlihat dari sikap pustakawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan pekerjaannya.
Semua jenis Perpustakaan sebenarnya membutuhkan suatu sistem kerja yang secara serius memperhatikan hal kepuasan kerja para pustakawannya. Sebagaimana yang dikemukakan Handoko (1995:196) “Pustakawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi.”
Aspek – aspek yang dapat membentuk kepuasan kerja pustakawan antara lain: faktor individual (umur, jenis kelamin, sikap pribadi terhadap pekerjaan), faktor hubungan antar pustakawan (hubungan antar pimpinan dan pustakawan, hubungan sosial antara sesama pustakawan, sugesti dari teman sekerja, faktor fisik dan kondisi tempat kerja, emosi dan situasi kerja) faktor eksternal (keadaan keluarga, rekreasi, pendidikan). Aspek tersebut memberikan motivasi agar kepuasan kerja tercapai bagi pustakawan, dan yang berkewajiban memenuhi tercapainya kepuasan kerja tersebut adalah setiap pimpinan Perpustakaan, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat memotivasi semangat kerja pustakawan agar pustakawan dapat memberikan hasil yang terbaik bagi Perpustakaan sehingga kinerja Perpustakaan dapat ditingkatkan.
           Kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel-variabel yang mempengaruhi seperti motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi dapat diakomodasikan dengan baik dan diterima oleh semua pustakawan di dalam suatu Perpustakaan.
            Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja pustakawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja perpustakaan yang ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran pustakawan, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan. Mangkunegara (2005:101) mengemukakan bahwa terdapat 2  teknik memotivasi kerja pegawai yaitu: (1) Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai, artinya bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari perilaku kerja. (2) Teknik komunikasi persuasif adalah merupakan salah satu teknik memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara psikologis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah AIDDASyaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (aksi atau tindakan), dan Satisfaction (kepuasan).
Kepuasan kerja dan Motivasi kerja akan diteliti karena manfaat yang didapat, baik untuk pustakawan maupun untuk Perpustakaan. Bagi pustakawan diteliti mengenai sebab dan sumber kepuasan kerja, serta usaha yang dapat meningkatkan kepuasan kerja pustakawan. Sedangkan bagi Perpustakaan penelitian dilakukan untuk tercapainya tujuan Perpustakaan. Disamping itu akan diteliti apakah motivasi juga berpengaruh terhadap kinerja pustakawan. Pada UPT Perpustakaan Unhas sebagian dari kondisi-kondisi kondusif dalam menjaga motivasi pustakawan itu juga sudah harus jadi perhatian oleh pimpinan perpustakaan. Diantaranya kesempatan dalam seleksi karir untuk jenjang yang lebih tinggi, program reward untuk pustakawan berprestasi. Namun dalam beberapa hal tertentu ternyata juga masih ditemukan kondisi yang kontradiktif, yang bila diamati, juga akan dapat berpotensi menurunkan bahkan mematikan motivasi, misalnya ada pembedaan usia pensiun yang lebih dini bagi pustakawan tingkat terampil dibanding pustakawan tingkat ahli serta penempatan pustakawan yang hanya pada posisi/bagian yang sama dalam waktu yang relatif lama.
Dalam penulisan ini lebih memfokuskan permasalahan pada kondisi yang dialami oleh pustakawan UPT Perpustakaan Unhas, apakah pustakawan merasa puas dengan kondisi gedung kantor, penempatan pustakawan pada bagian atau bidang kerja yang sama untuk rentang waktu yang cukup lama, akankah berpengaruh pada kepuasan kerja dan motivasi dari pustakawan tersebut dalam bekerja, karena pustakawan rentan sekali untuk mengalami kejenuhan akibat pekerjaan monoton yang dijalani.
Fungsi dari kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pustakawan yaitu, untuk memberikan dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja pustakawan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen perpustakaan. Hubungan motivasi dan kepuasan kerja mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka semangat kerja pustakawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Semangat  kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran pustakawan, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan. Begitu pula dengan adanya kepuasan kerja dan motivasi terhadap kinerja pustakawan sangat berpengaruh terhadap lembaga perpustakaan. Pustakawan melaksanakan pekerjaannya dengan baik karena merasa senang dengan pekerjaannya, hubungan kerjasama antar sesama pustakawan yang erat dalam organisasi. Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan kerja pustakawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja pustakawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perpustakaan (Hasibuan, 2003:203). Faktor manusia cukup berperan dalam pencapaian tujuan Perpustakaan. Karena pustakawan yang puas akan bekerja dengan lebih baik dan produktif, sehingga Perpustakaan pada akhirnya akan dapat mencapai keunggulan bersaing.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, menarik untuk dibahas dalam bentuk penelitian yang diberi judul:
Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pustakawan Pada UPT Perpustakaan Unhas
1.2  Perumusan Masalah
Uraian yang dijabarkan pada latar belakang dan berdasarkan pengamatan serta pengalaman yang dialami, maka penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1)      Apakah Variabel Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas
2) Diantara dua variabel Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja, variable manakah yang berpengaruh secara dominan terhadap Kinerja Pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas
1.3  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1)   Untuk menjelaskan secara simultan pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas
2)   Untuk mengetahui variabel manakah yang berpengaruh secara dominan diantara  dua variabel Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas
1.4  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah:
a.          Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan motivasi kerja sehingga dapat mendorong motivasi pustakawan dalam bekerja untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi.
b.         Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia.



II TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia mengarah pada kebijakan dan tindakan yang dibutuhkan seseorang (manajer) untuk mengatur atau melaksanakan aspek sumber daya manusia dalam suatu tugas manajemen. Jadi, manajemen sumber daya manusia merupakan manajemen yang menitikberatkan perhatiannya kepada faktor produksi manusia dengan segala kegiatannya untuk mencapai tujuan perpustakaan. Sumber daya manusia merupakan investasi yang memegang peranan penting bagi Perpustakaan. Tanpa adanya sumber daya manusia, faktor produksi lain tidak dapat dijalankan dengan maksimal untuk mencapai tujuan Perpustakaan. Unsur MSDM adalah manusia. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan posisi pustakawan, pengembangan pustakawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi pustakawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
2.2  Kepuasan kerja
Kepuasan kerja merupakan bentuk perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, situasi kerja dan hubungan dengan rekan kerja. Dengan demikian kepuasan kerja merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh seorang pustakawan, dimana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan kerjanya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan Perpustakaan. Menurut Handoko (2000:193) ”Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagaimana para pustakawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
2.2.1    Teori - teori Kepuasan Kerja
       Teori kepuasan kerja akan dikemukakan enam orientasi umum terhadap kepuasan kerja, yang kesemuanya mencari landasan tentang proses perasaan orangterhadap kepuasan kerja serta menggambarkan proses yang menentukan kepuasan kerja bagi individu.
1.    Teori Ketidaksesuaian
Menurut Locke kepuasan atau ketidakpuasan dengan aspek pekerjaan tergantung pada selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang diinginkan. Jumlah yang “diinginkan” dari karakteristik pekerjaan didefinisikan sebagai jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda. Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual. Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, semakin besar ketidakpuasannya. Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan kelebihannya menguntungkan (misalnya : upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
Perter mendefiniskan kepuasan sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang “seharusnya ada” dengan banyaknya “apa yang ada”. Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya ada” menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-pertimbangan yang adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan dari banyaknya faktor pekerjaan yang lebih disukai. Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan. Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur kepuasan kerja.
Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan dan kekurangan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas. Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas.
2.         Teori Keadilan (Justice Theory).
Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari seorang bekerja akan menganggap fair dan masuk akal insentif dan keuntungan dalam pekerjannya. Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini merupakan variasi dari teori proses perbandingan sosial. Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”, ‘orang bandingan” dan ‘keadilan dan ketidak adilan’. Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya. Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari pekerjaanya, seperti : upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan, serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri.
Kesimpulan dari teori keadilan ini adalah kepuasan seseorang terhadap keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima.
3.         Teori Keseimbangan (Equity Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Adam (I960) menyebutkan beberapa komponen yaitu input, outcome, comparison person, dan equity-in-equity. Pandangan Wexley dan Yukl (1977) mengemukakan beberapa komponen dari teori keseimbangan diantaranya yaitu Mangkunegara (2001: 120),:
a.                   Input adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja, misalnya pendidikan. pengalaman, skill, usaha, peralatan pribadi, jumlah jam kerja.
b.                   Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai, misalnya upah, keuntungan tambahan, status simbol, pengenalan kembali, kesempatan untuk berprestasi atau mengekspresikan diri.
c.                   Comparison person adalah perbandingan seorang pegawai dalam   organisasi yang sama seseorang pegawai dalam organisasi yang berbeda atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya.
d.                   Equity-in-equity adalah teori yang menyatakan seorang pegawai dalam organisasi merasa puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari membandingkan antara input-outcome dirinya dengan perbandingan input-outcome pegawai lain (comparison person). Jadi, jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang (equity) maka pegawai tersebut akan merasa puas, tetapi, apabila terjadi tidak seimbang (inequity) dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu over compensation inequity (ketidakseimbangan yang menguntungkan dirinya) dan sebaliknya under compensation inequity (ketidakseimbangan yang menguntungkan pegawai lain yang menjadi pembanding atau comparison person).
4.         Teori Pemenuhan Kebutuhan
Pandangan Mangkunegara (2001:121) menjelaskan bahwa teori kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pegawai. Oleh karena itu, seorang pegawai akan merasa puas apabila pegawai mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, maka pegawai itu akan merasa tidak puas.
2.3  Motivasi
Robin dan Judge (2008:222), mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Dari definisi tersebut dapat dicermati bahwa motivasi menjadi bagian yang sangat penting yang mendasari individu atau seseorang dalam melakukan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.
Motivasi berasal dari kata motive atau bahasa latinnya, yaitu movere, yang berarti “mengerahkan”. Liang Gie mendefenisikan dalam bukunya Martoyo (1992) motive atau dorongan adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Seseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi unit kerjanya, dan organisasi dimana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja.
2.3.1    Teori - teori motivasi
Teori Hirarki Kebutuhan (Need Hirarchi) dari Maslow yang menyatakan bahwa motivasi kerja ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan kerja baik secara biologis maupun psikologis, baik yang berupa materi maupun non- materi.
Secara garis besar tersebut, teori jenjang kebutuhan dari Maslow dari yang rendah ke yang paling tinggi yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah merasa puas, karena kepuasannya bersifat sangat relatif maka disusunlah hirarki kebutuhan sebagai berikut:
1.    Kebutuhan pokok manusia sehari-hari misalnya kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan fisik lainnya (physical need). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah, apabila sudah terpenuhi maka diikuti oleh hirarki kebutuhan yang lainnya.
2.    Kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari yang membahayakan kelangsungan hidup dan kehidupan dengan segala aspeknya (safety need).
3.     Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, disenangi dan menyenangi, dicintai dan mencintai, kebutuhan untuk bergaul, berkelompok, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menjadi anggota kelompok pergaulan yang lebih besar (social needs).
4.          Kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan, keagungan, kekaguman, dan kemasyuran sebagai seorang yang mampu dan berhasil mewujudkan potensi bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa (the need for self actualization). Kebutuhan tersebut sering terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari melalui bentuk sikap dan prilaku bagaimana menjalankan aktivitas kehidupan.
5.         Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, pujian, penghargaan, dan pengakuan (esteem need).
Faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi kerja:
1.    Upah, adalah pembayaran tetap secara bulanan atau mingguan yang diberikan pada setiap pustakawan.
Upah terbagi atas :
a.    Upah berdasar waktu :
1)             upah (wages) yaitu upah yang dibayarkan kepada buruh kasar atau pustakawan berdasarkan jam kerja secara harian.
2)        Gaji (salary) upah yang dibayarkan kepada manajer, pegawai kesekretarian dan administratif berasarkan waktu mingguan atau bulanan.
b. Upah borongan, yang langsung terkait dengan jumlah produksi yang dihasilkan pustakawan. (Dessler, 1986:350).
2.       Situasi kerja, adalah keadaan yang mempengaruhi kegiatan layanan perpustakaan.
3.    Kondisi kerja yang akan mendorong semangat kerja pustakawan seperti ketenangan, keamanan, dan keselamatan kerja.
4.    Fasilitas kerja, adalah sarana yang disediakan Perpustakaan untuk kelancaran aktivitas, dengan berbagai bentuk, contohnya :
a.       kondisi tempat kerja (lampu atau penerangan, AC, luas ruangan)
b.       teknologi yang digunakan (komputer, mesin fotocopy, faximile dan sebagainya)
c.       sarana lain yang mendukung (mushalla, loker, rest room)
5.    Sikap manajemen terhadap pustakawan
Setiap pustakawan pada dasarnya ingin diperlakukan dengan adil. Pustakawan juga ingin suaranya didengar jika Perpustakaan melakukan hal yang kurang atau bahkan disesuaikan dengan tujuan pustakawan. Manajemen perlu melakukan pendekatan proaktif dengan cara :
a.    Merancang pekerjaan - pekerjaan yang memuaskan pustakawan
b.   Menetapkan standar – standar prestasi kerja yang adil
c.    Melatih pustakawan sehingga memungkinkan pustakawan untuk mencapai prestasi yang diharapkan (Handoko, 1997: 217).
6.    Sikap antar teman sejawat
Manusia membutuhkan persahabatan sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan hubungan dengan teman – temannya.
7.      Kebutuhan pustakawan berprestasi
Setiap Perpustakaan hendaknya memberikan kesempatan kepada pustakawannya. Pustakawan diberikan penghargaan yang sesuai. Penghargaan tersebut dapat berupa pengakuan yang kemudian disertai pujian, hadiah, kenaikan gaji, kenaikan jabatan, perpindahan dan sebagainya.
8.    Pelatihan
Pustakawan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kebijaksanaan, prosedur dan manajer baru dengan cepat. Untuk itu perlu adanya pelatihan dan pengembangan lebih lanjut untuk melakukan tugas-tugasnya dengan sukses. Pelatihan adalah suatu kegiatan dari Perpustakaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan dari para pustakawan yang sesuai dengan keinginan dari perpustakaan. Nitisemito, (1996:86).
9.    Insentif
Insentif merupakan suatu sistem pemberian balas jasa yang berupa financial. Insentif merupakan suatu pendekatan kompensasi yang menghargai atau memberikan imbalan kepada kayawan atas hasil tertentu yang dicapainya.
10. Promosi
Sistem promosi pustakawan terdiri dari tertutup dan terbuka. Sistem promosi tertutup adalah sistem dimana manajer seringkali secara informal memutuskan pustakawan mana yang dipertimbangkan mendapat promosi. Griffin (1998:231). Keputusan biasanya dibuat secara informal (dan seringkali subjektif dan cenderung bergantung pada rekomendasi penyelia yang terdekat).
11.  Kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan
Orang masih merasa kurang puas dengan apa yang dimilikinya, mereka ingin terus berkembang meski kebutuhan mereka telah terpenuhi. Golstein (Maslow, 1984:52) mengatakan bahwa keinginan orang akan perwujudan diri yakni kecenderungan untuk mewujudkan dirinya sebagai apa yang ada dalam kemampuannya. Kecenderungan ini dapat diungkapkan sebagai keinginan untuk makin lama makin istimewa, untuk menjadi apa saja menurut kemampuannya.
2.4  Kinerja Pustakawan UPT Perpustakaan Unhas
Menurut Handoko (1987 : 135), kinerja adalah ukuran terakhir keberhasilan seorang pustakawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan pustakawan dalam mencapai kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. Kinerja sangat penting untuk mencapai tujuan dan akan mendorong seseorang untuk lebih baik lagi dalam pencapaian tujuan.
 Ada enam dimensi dalam menilai kinerja pustakawan, yaitu :
             1.     Kualitas (Quality)
Merupakan hasil kerja keras dari para pustakawan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pihak Perpustakaan sebelumnya. Jika hasil yang dicapai oleh pustakawan tersebut tinggi maka kinerja dari pustakawan tersebut dianggap baik oleh pihak Perpustakaan atau sesuai dengan tujuannya. Ini berarti merupakan suatu tingkatan yang menunjukkan hasil yang dicapai atas suatu pekerjaan mendekati kesempurnaan.
                  2.  Kuantitas (Quantity)
Merupakan hasil kerja keras dari pustakawan yang bisa mencapai skala maksimal yang telah ditentukan oleh pihak Perpustakaan. Dengan hasil yang telah ditetapkan oleh Perpustakaan tersebut maka kinerja dari para pustakawan sudah baik. Jika Quantity merupakan jumlah yang diproduksi yang dinyatakan dalam nilai mata uang, jumlah unit produk atau jumlah siklus aktivitas yang telah diselesaikan.
                  3.  Ketepatan Waktu (Timeliness)
Dengan timeliness yang merupakan suatu tingkatan yang menunjukkan bahwa suatu pekerjaan dapat terselesaikan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan maka kinerja pustakawan tersebut sudah baik.
                  4.  Keefektifan Biaya (Cost Effectiveness)
Merupakan penggunaan sumber daya dari pustakawan yang digunakan secara optimal dan efisien. Dengan penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif maka akan bisa mempengaruhi keefektifan biaya yang dikeluarkan oleh pihak Perpustakaan dan menghasilkan keuntungan yang maksimum. Dengan Cost effectiveness yang menunjukkan bahwa suatu tingkatan yang paling maksimal dari penggunaan sumber daya yang dimiliki badan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum.
        5.          Perlu Pengawasan (Need for Supervision)
Merupakan kemampuan pustakawan dalam bekerja dengan baik, dengan atau tanpa ada pengawasan dari pihak Perpustakaan. Dengan atau tanpa ada pengawasan dari pihak Perpustakaan, para pustakawan dapat bekerja dengan baik sehingga kinerja dari pustakawan akan mengalami peningkatan. Dengan Need for supervision yang merupakan tingkatan dari seorang pustakawan dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa harus meminta bimbingan atau campur tangan penyelia maka akan dapat meningkatkan kinerja dari pustakawan itu sendiri.
        6.          Hubungan Rekan Sekerja (Interpersonal Impact)
Interpersonal impact yang merupakan suatu tingkatan keadaan dari pustakawan dapat menciptakan suasana nyaman dalam bekerja, percaya diri, serta kerjasama antar rekan sekerja sehingga akan tercipta peningkatan kinerja.
2.5       Hubungan Kepuasan Kerja, Motivasi dan Kinerja
2.5.1    Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja
Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja lebih tepat disebut ”mitos manajemen” dan sulit untuk menetapkan ke arah mana hubungan sebab akibat di antara keduanya. Namun dari berbagai penelitian ditemukan bukti bahwa organisasi yang memiliki pustakawan yang lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang memiliki pustakawan yang kurang puas. Robbins  (2007).
2.5.2    Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja
       Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Listianto dan Setiaji (2007) menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pustakawan. Selain itu juga penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo dan Wahyuddin (2003) mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pustakawan. Dalam penelitian ini juga menyatakan motivasi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja pustakawan. Dari penelitian terdahulu, hubungan antara motivasi dan kinerja berbanding lurus, artinya bahwa semakin tinggi motivasi pustakawan dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan juga tinggi.
2.6  Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh  Dewi Ma’rifah (2006) Pengaruh Motivasi kerja dan budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pekerja Sosial Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur hasil penelitiannya Mengemukakan bahwa Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pustakawan
Tony Listianto dan Bambang Setiaji (2007) Judul penelitiannya Pengaruh Motivasi, Kepuasan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pustakawan Studi Kasus di Lingkungsn Pegawai Kantor PDAM Kota Surakarta Hasil Penelitiannya adalah Motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pustakawan.
2.7  Kerangka Pemikiran
Pekerjaan yang dilakukan pada dunia Perpustakaan merupakan salah satu pekerjaan atau aktivitas yang selalu dilakukan secara berulang. Pustakawan dihadapkan pada rutinitas yang sama dari hari ke hari. Pada kondisi pekerjaan seperti ini pustakawan sangat rentan terhadap kejenuhan yang menyebabkan tidak adanya kepuasan dalam bekerja, selain itu faktor kepuasan financial, kepuasan fisik, kepuasan sosial dan kepuasan psikologi juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Kurang atau hilangnya motivasi kerja juga berpengaruh terhadap kinerja. Pustakawan merupakan aset Perpustakaan yang sangat berharga dan apabila dikelola dengan baik akan menghasilkan keuntungan bagi Perpustakaan yaitu tercapainya semua tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai salah satu perpustakaan  yang mempunyai koleksi bahan pustaka yang besar tentu akan amat sangat disayangkan jika Perpustakaan Unhas tidak dapat mengelola salah satu asetnya yang berharga yaitu pustakawan yang dimiliki saat ini dengan baik. Perpustakaan Unhas harus jeli melihat hal-hal yang bisa menimbulkan kepuasan kerja pustakawan, membuat pustakawan termotivasi dalam bekerja dan kinerja Perpustakaan meningkat seiring meningkatnya motivasi dan kepuasan pustakawan.
Oleh sebab itu perlu dikaji dan diteliti apa sesungguhnya yang mempengaruhi hasil kerja atau kinerja pustakawan baik secara simultan maupun dominan, diantaranya melalui kepuasan kerja pustakawan dan motivasi kerja pustakawan.
Pemikiran tersebut digambarkan oleh kerangka pikir teori penelitian seperti berikut:


 











Gambar 2.5 Kerangka Kerja Pikir
Sumber :  Peneliti (2012)       
2.8  Hipotesis
Berdasarkan pada latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian serta uraian di atas, maka didapatkan suatu hipotesis antara lain :
H1       Diduga kepuasan kerja dan Motivasi Kerja memiliki pengaruh secara simultan terhadap kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas
H2     Diduga kepuasan kerja memiliki pengaruh secara dominan terhadap kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas

III   METODE PENELITIAN
3.1       Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah UPT Perpustakaan Unhas, sedangkan objek yang akan diteliti adalah menganalisa bagaimana pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas.
3.2       Populasi Dan Sampel
3.2.1    Populasi
Populasi menurut Sugiyono (1999:72) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas yang berjumlah 46 orang, yang terdiri atas Laki-laki 25 orang dan Perempuan 21 orang.
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2005) Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian, yang mana adalah merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian dilakukan terhadap sampel yang mewakili populasinya. Pemilihan sampel untuk penelitian ini dilakukan secara Purposive Sampling yaitu populasi yang dijadikan sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan agar sampel yang diambil bisa lebih representatif dengan kriteria yang telah ditentukan. Dimana sampel dalam penelitian ini adalah pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas yang berjumlah 35 orang.
Pertimbangan tersebut antara lain :
1. Pustakawan yang dijadikan sebagai responden merupakan pustakawan UPT Perpustakaan Unhas
2. Pustakawan yang dijadikan responden adalah pustakawan dengan masa kerja lebih dari 10 tahun. Hal ini dikarenakan pada tahun kesepuluh kerja adalah dianggap sebagai pustakawan yang cukup pengalaman.
3.3       Variabel Penelitian
Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
1.         Variabel Bebas (independent Variabel)
Variabel ini sering juga disebut variabel stimulus, predictor. Variabel bebas/X adalah variabel yang menjadi sebab perubahan yang akan menjelaskan atau mempengaruhi secara positif maupun negatif variabel tidak bebas di dalam pola hubungannya. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian berupa :
X1 =    Kepuasan Kerja
X2 =    Motivasi Kerja
2.          Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat / Y adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya :
Y =      Kinerja Pustakawan
3.4       Defenisi Operasional Variabel        
 Untuk menghindari pengertian yang berbeda dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat batasan atau defenisi dari masing – masing variabel sebagai berikut :
a.  Kepuasan kerja
Kepuasan kerja merupakan bentuk perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, situasi kerja dan hubungan dengan rekan kerja. Dengan demikian kepuasan kerja merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh seorang pustakawan, dimana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan kerjanya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan Perpustakaan. Menurut Handoko (2000:193) ”Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagaimana para pustakawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
b. Motivasi
Motive atau dorongan adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Seseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi unit kerjanya, dan organisasi dimana ia bekerja.
c. Kinerja               
Hasil pekerjaan pustakawan akan baik dan sesuai dengan target yang ditetapkan jika pustakawan merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan. Menurut Handoko (1987 : 135) kinerja adalah ukuran terakhir keberhasilan seorang pustakawan dalam melaksanakan pekerjaannya, misalnya mengolah bahan pustaka atau memberikan pelayanan peminjaman bahan pustaka.
d.      Motivasi berkala
Motivasi berkala merupakan pemberian motivasi atau dorongan kepada pustakawan di dalam organisasi perpustakaan secara berkala, pada dasarnya semua pustakawan membutuhkan perhatian, feedback di dalam bekerja yang biasanya diberikan dalam sesi coaching. Sebaiknya motivasi diberikan terus-menerus (meskipun seorang pustakawan sudah bekerja dengan sangat baik sekalipun). Ini adalah salah satu bentuk usaha untuk memperkuat kinerja pustakawan kepada Perpustakaan.
e.        Target
Target adalah sasaran (batas ketentuan dsb) yang telah ditetapkan untuk dicapai.
f.       Lingkungan kerja
Menurut Nitisemito (2001) lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar pustakawan dan dapat mempengaruhi pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
g.      Quality
Menurut Bernardin dan Russel (1993:382) Quality yaitu tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.
h.      Quantity
Menurut Bernardin dan Russel (1993:382) Quantity yaitu jumlah yang dihasilkan, diwujudkan melalui nilai jasa atau layanan, jumlah unit layanan, jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.
j.   Timeliness   
Menurut Bernardin dan Russel (1993:382) Timeliness yaitu tingkatan dimana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari waktu yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain.
k.        Interpersonal Impact

Menurut Bernardin dan Russel (1993:382) Interpersonal Impact yaitu tingkatan dimana seorang pustakawan merasa percaya diri, punya keinginan yang baik dan bekerja sama diantara rekan kerja.
l.          Cost effectiveness

Menurut Bernardin dan Russel (1993:382) Cost effectiveness yaitu tingkatan dimana penggunaan Sumber Daya Perpustakaan berupa manusia, Keuangan, dan Teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi atau penggunaan kerugian dari tiap unit.


3.4 Tabel Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Definisi
Indikator
Skala
Kepuasan Kerja
(X1)
Bentuk perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, atasan, pendapatannya, situasi kerja/lingkungan kerjanya, dan hubungan dengan rekan kerja. (Handoko, 2000:193)
1.      Gaji
2.      Rekan Kerja
3.      Atasan
4.      Pekerjaan
5.      Lingkungan kerja
Likert
Motivasi
(X2)
Suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. (Liang Gie : 1992)
1.      Pemberian Pelatihan
2.      Adanya kesejahteraan yang baik
3.      Melakukan Motivasi berkala
4.      Kesempatan yang luas untuk promosi
Likert
Kinerja
Pustakawan
Perpustakaan Unhas (Y)
Ukuran terakhir keberhasilan seorang pustakawan dalam melaksanakan pekerjaannya. (Handoko, 1987 : 135)
- Kualitas kerja
- Kuantitas
-Timeliness
-Interpersonal Impact
- Cost effectiveness
Likert


3.5       Skala Pengukuran
Untuk keperluan analisis ini, penulis mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari kuisioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pernyataan. Berdasarkan Skala Likert adapun skor jawabannya adalah sebagai berikut :
      1          Jawaban sangat tidak setuju, diberi skor 1
      2         Jawaban tidak setuju, diberi skor 2
      3         Jawaban netral, diberi skor 3
      4         Jawaban setuju, diberi skor 4
      5         Jawaban sangat setuju, diberi skor 5
Skala tersebut di atas, penulis lakukan untuk mengukur jawaban/ persepsi responden terhadap pertanyaan/kuisioner yang bersifat positif sehingga tidak ada pertanyaan yang bersifat negatif (jebakan).
3.6       Data yang Digunakan
Dalam penulisan ini penulis hanya menggunakan data berupa data primer, yang datanya penulis peroleh melalui penelitian langsung terhadap objek yang diteliti dengan cara melakukan wawancara kepada pihak–pihak yang terlibat dengan masalah yang sedang dibahas serta memberikan kuisioner kepada pustakawan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
3.7       Metode Pengumpulan Data
a.    Studi Kepustakaan ( Library Research )
Yaitu dengan cara mempelajari buku-buku, berbagai literature, artikel, serta bahan-bahan tulisan yang mempunyai hubungan dengan masalah yang dibahas.
b.   Riset Lapangan                                                                                         
Yaitu dengan meneliti langsung objek yang diteliti dengan cara melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat dengan masalah yang sedang dibahas serta memberikan kuisioner kepada pustakawan.
3.8       Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a.      Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mampu mengukur apa yang harus diukur (objek penelitian). Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir (corrected item total correlation) yang penyelesaiannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.0. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan antara rhitung dengan rtabel. melalui tahapan analisis sebagai berikut:
   ..........................  (  1 )

Keterangan:
X           =  Skor masing-masing variabel yang ada pada kuesioner
Y           =  Skor total semua variabel kuesioner
n            =  Jumlah responden
rxy          =  Korelasi antara variabel X dan Y.
Kriteria pengujian adalah:
r hitung r table      valid
r hitung r table      tidak valid  
Butir-butir instrumen dianggap valid apabila koefisien korelasi (r hitung) > r kritis (0,30) (Sugiyono dan Wibowo : 2004). Dengan penilaian :
1.         Nilai r = +1 atau mendekati 1, maka korelasi antara X dan Y dikatakan positif dan sangat kuat sekali.
2.          Nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara X dan Y dikatakan kuat dan negatif.
3.          Nilai r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
b.     Uji Reliabilitas (Test of Reliability)
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengunkapkan gejala-gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan yang telah valid. Rumus yang dipakai adalah untuk menguji reliabilitas dalam penelitian adalah CronbachAlpha yang penyelesaianya dilakukan dengan membandingkan antara ralpha dan rtabel.
Rumus Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut:
r11 =        . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 2 )
Dimana :
r 11       = reabilitas instrumen
k          = banyak butir pertanyaan
σ t 2      = varians total
Σ σ b2  = jumlah varians butir
3.9       Metode Analisis
3.9.1    Metode Kualitatif
Analisis kualitatif yaitu suatu analisis di mana data yang diperoleh mengenai objek penelitian yang merupakan data kualitatif dianalisis berdasarkan perbandingan antara teori dari literature dengan kenyataan yang diperoleh penulis selama penelitian dilakukan. Dengan metode penelitian yaitu deskriptif untuk melihat / menggambarkan bagaimana kepuasan kerja dan motivasi kerja dalam upaya mewujudkan kinerja pustakawan pada Perpustakaan dengan membandingkan keadaan yang sebenarnya terjadi.
3.9.2           Metode Kuantitatif
Yaitu dengan melakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus:
1)                       Analisa Regresi Berganda
Yaitu untuk mengukur seberapa jauh pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja pustakawan, dengan analisa yang digunakan analisa regresi linear berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS 18.0 maka dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1 . x1 + b2 . x2  .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( 3 )
Dimana :
Y            =  Kinerja pustakawan
a             =  Bilangan Konstanta
b1           =  Koefisien regresi kepuasan kerja
b2           =  Koefisien regresi motivasi kerja
x1           =  Kepuasan kerja
x2           =  Motivasi kerja

2)   Analisa Korelasi
Korelasi itu berarti hubungan, begitu pula analisis korelasi yaitu suatu analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel. Nugroho (2005), uji korelasi tidak membedakan jenis variabel (tidak ada variabel dependent maupun independent). Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja pustakawan yang bisa ditentukan dengan klasifikasi koefisien korelasi yang digunakan dimana nilai korelasi dapat dikelompokkan dalam Nugroho, (2005) sebagai berikut : 0,41 s/d 0,70 korelasi keeratan kuat, 0,71 s/d 0,90 sangat kuat dan 0,91 s/d 0,99 sangat kuat sekali dan jika 1 berarti sempurna. Nilai koefisien korelasi diperoleh melalui pengolahan data hasil kuisioner dengan menggunakan program SPSS 18.0.
3)    Uji T –test
Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah :
t =      . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  ( 4 )
Keterangan :
n = jumlah data
r = koefisien korelasi
Langkah-langkah uji hipotesis
H0 : ts < 0 : menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja pustakawan
H1 : ts > 0 : menunjukan terdapat pengaruh antara kepuasan kerja dan  Motivasi kerja dengan kinerja pustakawan
Kriteria Keputusannya adalah :
a.      Jika t hitung > t table, dan sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b.     Jika t hitung < t table, dan sig > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
c.      Taraf signifikan = 5 %
d.     Derajat kebebasan (df) = n – 3

4)    Uji F
Uji F digunakan untuk menentukan apakah secara serentak variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen dengan baik atau apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah
F hitung = R2        /(k-1)  
                  (1-R2)/N-k               . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  ( 5 )
Dimana :
R2  =  koefisien determinasi
N   = Banyaknya sampel (observasi)
K = Banyaknya parameter/koefisien regresi plus konstanta
Kriteria Pengujian :
a.       Apabila nilai Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima. Artinya semua koefisien regresi secara bersama-sama tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%
b.      Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak. Artinya semua koefisien regresi secara bersama-sama signifikan pada taraf signifikansi 5%.
5)        Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengetahui berapa persen Variasi Variabel Dependent dapat dijelaskan oleh variasi variabel independent. Nilai R² ini terletak antara 0 dan 1. Bila nilai R² mendekati 0, berati sedikit sekali variasi variable dependen yang diterangkan oleh variable independen. Jika nilai R² bergerak mendekati 1 berati semakin besar variasi variable dependent yang dapat diterangkan oleh variable Independen jika ternyata dalam perhitungan nilai R² sama dengan 0 maka ini menunjukan bahwa variable dependent tidak bisa dijelaskan oleh variable independent.














BAB IV
GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNHAS
4.1        Sejarah Ringkas Perpustakaan
4.2               Visi dan Misi Perpustakaan Unhas
4.3   Struktur Organisasi UPT Perpustakaan Unhas

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Kuisioner yang disebarkan 35 eksemplar, semua kuisioner memenuhi kriteria. Karakteristik responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, masa bekerja dan gaji. Dalam kuisioner responden tidak perlu mencantumkan identitas pribadi atau nama untuk kerahasiaan informasi yang diberikan responden.
5.1.1    Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, pustakawan yang paling banyak memiliki kinerja adalah mereka yang berada pada range usia 36-45 tahun sebanyak 18 orang dengan tingkat persentase 51,40%, diikuti usia >46 tahun yaitu sebanyak 14 orang dengan tingkat persentase 40%, kemudian usia  26-35 tahun yaitu sebanyak 3 orang dengan tingkat persentase 8,6%. Dimana jumlah pustakawan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1
Jumlah Pustakawan Berdasarkan Usia
No
Usia
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
20 - 25 Tahun
0
0
2
26 – 35 Tahun
3
9
3
36 – 45 Tahun
18
51
4
>46 Tahun
14
40

Jumlah
35
100
Sumber : data primer diolah
5.1.2    Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan dari jenis kelamin, pustakawan dibagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Dari hasil kuisioner yang disebarkan ditemukan bahwa pustakawan laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan perempuan. Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa pustakawan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang dengan tingkat persentase 54,3% dan pustakawan perempuan sebanyak 16 orang dengan tingkat persentase 45,7%. Adapun jumlah pustakawan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.2
Jumlah Pustakawan Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Laki – laki
19
54,3
2
Perempuan
16
45,7

Jumlah
35
100
Sumber : data primer diolah
5.1.3    Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan pendidikan, pustakawan memiliki pendidikan SMA – D3 sebanyak 5 orang dengan tingkat persentase 14%, pendidikan S1 sebanyak   22 orang dengan tingkat persentase 63%, pendidikan S2 sebanyak   7 orang dengan tingkat persentase 20%, dan S3 satu rang dimiliki pustakawan tersebut. Selengkapnya tabulasi data pustakawan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.3
Jumlah Pustakawan Berdasarkan Pendidikan
No
Masa Kerja
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
SMA - D3
5
14
2
S1
22
63
3
S2
7
20
4
S3
1
3

Jumlah
35
100
Sumber : Data primer diolah
5.1.4    Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Pengelompokan pustakawan berdasarkan masa kerja memberikan hasil sebagai berikut : pustakawan yang paling banyak memiliki masa kerja 21 -30 tahun sebanyak 17 orang dengan tingkat persentase 49%, pustakawan dengan masa kerja 11 - 20 tahun sebanyak 13 orang dengan tingkat persentase 37%, pustakawan dengan masa kerja >30 tahun tingkat persentase 9%, dan masa kerja 1 -10 tahun hanya 2 orang dengan tingkat persentase 6%. Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.4
Jumlah Pustakawan Berdasarkan Masa Kerja
No
Masa Kerja
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
1 – 10 tahun
2
6
2
11 – 20 tahun
13
37
3
21 – 30 tahun
17
49
4
>30 tahun
3
9

Jumlah
35
100
Sumber : Data primer diolah
5.1.5    Karakteristik Responden Berdasarkan Gaji
Pengelompokan pustakawan berdasarkan gaji memberikan hasil sebagai berikut : pustakawan dengan gaji < Rp 1 juta tidak ditemukan, kemudian pustakawan dengan gaji Rp 1 juta – Rp 2,99 juta sebanyak 4 orang dengan tingkat persentase 11%, selanjutnya pustakawan dengan gaji Rp 3 juta – Rp 4,99 juta sebanyak 31 orang dengan tingkat persentase 99%, juga tidak ditemukan pustakawan yang memiliki gaji  >5 juta.
Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.5
Jumlah Pustakawan Berdasarkan Gaji
No
Gaji
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
< Rp. 1 juta
0
0
2
Rp. 1 juta - Rp. 2,99 juta
4
11,4
3
Rp. 3 juta – Rp.4,99 juta
31
88,6
4
> Rp. 5 juta
0
0

Jumlah
35
100
Sumber : Data primer diolah
5.2       Deskripsi Hasil Penelitian
Dari pernyataan pada kuesioner yang telah diajukan kepada responden diperoleh berbagai macam tanggapan terhadap variabel kepuasan kerja, motivasi kerja dan kinerja pustakawan. Berbagai tanggapan dari responden tersebut dapat disajikan sebagai berikut :

5.2.1    Variabel Kepuasan Kerja (X1)
Berdasarkan data yang diperoleh dari pustakawan melalui kuesioner yang telah ditentukan, diperoleh deskripsi data mengenai kepuasan kerja secara umum sebagai berikut :
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Skor Jawaban Variabel Kepuasan Kerja
Pada UPT Perpustakaan Unhas
NO
Pertanyaan Kepuasan Kerja
Alternatif Jawaban
Rata Rata
SS
S
N
TS
STS
1
Saya  merasa  lebih  puas  terhadap  kemampuan saya  dalam  menyelesaikan  pekerjaan






2
Saya  merasa    tidak  puas  dengan  tugas  yang  diberikan  oleh  Perpustakaan  kepada  saya
1
4
13
16
1
2,66
3
Saya  merasa tidak  puas  dengan  gaji yang  saya  terima  jika  dibandingkan  dengan banyaknya  pekerjaan
3
4
13
14
1
2,83
4
Tingkat  kebersamaan  diantara  rekan  kerja  lebih  memuaskan  saya
6
15
9
4
1
3,60
5
Saya  merasa  lebih  puas  dengan  kemandirian untuk  mengambil  keputusan  dalam  pekerjaan   saya
2
19
11
3
0
3,57
6
Saya  merasa  lebih  puas  karena  dapat menggunakan  metode  saya  sendiri  dalam bekerja






7
Saya  merasa  lebih  puas  dengan  kondisi lingkungan  saya
4
14
9
7
1
3,37
8
Saya  merasa  lebih  tidak  puas  atas  hasil evaluasi  pelayanan  yang  saya  berikan  kepada  nasabah
0
10
17
6
2
3,00
9
Saya  merasa puas  karena  melakukan sesuatu  yang  tidak bertentangan  dengan  nilai-nilai  yang  saya  anut






10
Saya  merasa  lebih  tidak  puas  karena  tidak mampu  berbuat  banyak  bagi  Perpustakaan  ini
2
19
7
5
2
3,40
11
Saya  merasa  lebih  puas  terhadap  penghargaan  karena  saya  melaksanakan  tugas  dengan  baik
7
17
8
3
0
3,80
12
Saya  merasa  lebih  puas  dengan  cara Perpustakaan  menjalankan  kebijakan  yang berlaku
2
18
12
2
1
3,51
13
Saya  merasa tidak  puas  karena kehilangan  rekan  kerja  yang  terkena  PHK
2
12
16
4
1
3,29
14
Saya  merasa  memiliki  kesempatan  yang  lebih luas  untuk  mengkikuti  program  pelatihan   dan  pengembangan
8
19
7
1
0
3,97
15
Saya  merasa  lebih  puas  dengan  cara  pimpinan  saya  dalam  menangani  masalah  yang  dihadapi   pustakawannya
2
10
17
5
1
3,20
16
Saya  merasa  lebih  tidak  puas  dengan kemampuan  atasan  saya  dalam  mengambil  keputusan






Sumber : data primer yang diolah
Variabel kepuasan kerja (X1) diukur dengan menggunakan 16 buah pertanyaan, dan 4 diantaranya tidak valid, yaitu item pernyataan no 1, 6, 9, dan 16 dan untuk itu keempat item tersebut dihapus / dikeluarkan. Pemberian skor dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan interval skor 1 sampai dengan 5. Pada variabel kepuasan kerja (X1) yang menunjukkan sangat menentukan mengenai kepuasan kerja terhadap kinerja pustakawan terdapat pada pertanyaan nomor 14 dengan rata-rata tertinggi sebesar 3,97 tentang merasa  memiliki  kesempatan  yang  lebih luas  untuk  mengkikuti  program  pelatihan   dan  pengembangan yang memberikan pengaruh terhadap kinerja pustakawan lebih banyak dibandingkan dengan pertanyaan lainnya dan yang menentukan kinerja pustakawan paling sedikit pada kepuasan kerja terdapat pada pertanyaan nomor 2 tentang merasa    tidak  puas  dengan  tugas  yang  diberikan  oleh  Perpustakaan  kepada  pustakawan dengan rata-rata terendah sebesar 2.66 dimana ini tidak  puas  dengan  tugas  yang  diberikan  oleh  Perpustakaan  bukanlah hal yang utama mempengaruhi kinerja pustakawan pada kepuasan kerja.
5.2.2    Variabel Motivasi Kerja (X2)
Berdasarkan data yang diperoleh dari pustakawan melalui kuesioner yang telah ditentukan, diperoleh deskripsi data mengenai motivasi kerja secara umum sebagai berikut :
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Skor Jawaban Variabel Motivasi Kerja
Pada UPT Perpustakaan Unhas
NO.
Pertanyaan Motivasi Kerja
Alternatif Jawaban
Rata Rata
SS
S
N
TS
STS
1
Dalam  menyelesaikan  masalah  atasan  saya selalu  bertindak  bijaksana
3
12
15
5
-
3,37
2
Hubungan  kerja  antara  atasan  dan  bawahan  baik  dan  tidak  kaku  sehingga  ada  rasa  saling  memiliki 
4
16
12
3
-
3,60
3
Pemberian  penghargaan  bagi  pustakawan  yang  berprestasi  akan  memberikan  motivasi  kerja  pustakawan
10
15
10
-
-
4,00
4
Argumentasi  yang  disampaikan  oleh  bawahan  akan  dinilai  positif  oleh  atasan
4
14
15
2
-
3,57
5
Perpustakaan  memberikan  pelatihan-pelatihan  kepada  pustakawan  untuk  meningkatkan  kemampuan  dan   keterampilan
9
16
10
-
-
3,97
6
Perpustakaan  sangat  peduli  dengan  kesejahteraan  pustakawannya
6
18
11
-
-
3,86
7
Atasan  saya  selalu  memberikan  pujian  kepada  saya  apabila  saya  menjalankan  tugas  pekerjaan  dengan  memuaskan
1
14
19
1
-
3,43
8
Situasi  lingkungan  kerja  saya  baik  dan  menyenangkan
5
19
10
1
-
3,80
9
Sarana  pendukung  dan  peralatan  pekerjaan  saya  sangat  memadai
3
11
17
3
1
3,34
10
Rekan  kerja  selalu  siap  memberikan  bantuan  jika ada  kesulitan  dalam  melakukan  pekerjaan
7
18
9
1
-
3,89
11
Saya merasa  nyaman  terhadap  pengawasan  dari  atasan
2
15
12
6
-
3,37
12
Faktor  absensi  sangat  memotivasi  saya  untuk  melakukan  pekerjaan
1
17
13
4
-
3,43
13
Saya  selalu  ingin  mengetahui  bagaimana  mencapai  kemajuan  ketika  melakukan  tugas-tugas  pekerjaan
8
17
10
-
-
3,94
Sumber : data primer yang diolah
Variabel motivasi kerja (X2) diukur dengan menggunakan 13 buah pertanyaan. Pemberian skor dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan interval skor 1 sampai dengan 5. Pada variable motivasi kerja (X2) yang menunjukkan sangat menentukan mengenai motivasi kerja terhadap kinerja pustakawan terdapat pada pertanyaan nomor 3 dengan rata-rata tertinggi sebesar 4.00 tentang pemberian  penghargaan  bagi  pustakawan  yang  berprestasi  akan  memberikan  motivasi  kerja  pustakawan memberikan pengaruh terhadap kinerja pustakawan lebih banyak dibandingkan dengan pertanyaan lainnya, dan yang menentukan kinerja pustakawan paling sedikit pada motivasi kerja terdapat pada pertanyaan no 9 tentang sarana  pendukung  dan  peralatan  pekerjaan  saya  sangat  memadai dengan rata-rata terendah sebesar 3.34 dimana ini menjelaskan sarana  pendukung  dan  peralatan  pekerjaan  sangat  memadai bukanlah hal yang utama mempengaruhi kinerja pustakawan pada motivasi kerja.
5.2.3    Variabel Kinerja Pustakawan (Y)
Berdasarkan data yang diperoleh dari pustakawan melalui kuesioner yang telah ditentukan, diperoleh deskripsi data mengenai kinerja pustakawan secara umum sebagai berikut :
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Skor Jawaban Variabel Kinerja Pustakawan
Pada UPT Perpustakaan Unhas
NO
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
Rata Rata
SS
S
KS
TS
STS
1
Saya  selalu  berusaha  agar  pekerjaan  selesai  sesuai  targetnya
15
14
6
-
-
4,26
2
Saya  menyelesaikan  tugas  dengan  penuh  rasa  tanggung  jawab  sehingga  pekerjaan  yang  saya  lakukan  sesuai  dengan  job  description 
16
15
4
-
-
4,34
3
Saya  selalu  berusaha  menyelesaikan  pekerjaan  lebih  cepat  dari  waktunya,  agar  saya  dapat  mengerjakan  tugas  berikutnya
13
15
7
-
-
4,17
4
Hasil  pekerjaan  Saya  sangat menentukan  kelangsungan  hidup  kantor,  oleh  sebab  itu  saya  selalu  memperhatikan  kualitasnya
7
18
10
-
-
3,91
Sumber : data primer yang diolah
Variabel kinerja pustakawan (X3) diukur dengan menggunakan 4 buah pertanyaan, pemberian skor dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan interval skor 1 sampai dengan 5. Pada variabel kinerja pustakawan (X3) yang menunjukkan sangat menentukan mengenai kinerja pustakawan terdapat pada pertanyaan nomor 2 dengan rata-rata tertinggi sebesar 4.34 tentang menyelesaikan  tugas  dengan  penuh  rasa  tanggung  jawab  sehingga  pekerjaan  yang  dilakukan  sesuai  dengan  job  description yang dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan motivasi kerja lebih banyak dibandingkan dengan pertanyaan lainnya, dan yang dipengaruhi paling sedikit oleh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pustakawan terdapat pada pertanyaan no 4 tentang hasil pekerjaan sangat menentukan kelangsungan hidup kantor, oleh sebab itu selalu memperhatikan kualitasnya dengan rata-rata terendah sebesar 3,91 dimana ini menjelaskan pekerjaan sangat menentukan kelangsungan hidup kantor oleh sebab itu selalu memperhatikan kualitasnya bukanlah hal yang utama mempengaruhi kinerja pustakawan yang dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan motivasi kerja.
5.3       Deskriptif Statistik
Deskriptif statistik pada penelitian ini didasarkan pada jawaban responden yang berjumlah 35 orang yang bertujuan untuk melihat gambaran umum dari data yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan statistik penelitian untuk tiap-tiap variabel dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Tabel 5.9
Descriptive Statistics
Variabel
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Kinerja Pustakawan (y)
Kepuasan Kerja (x1)
Motivasi Kerja (x2)
Valid N (listwise)
35
35
35
35
3.00
3.00
2.00
5.00
4.13
4.00
4.1714
3.4160
3.2000
.06323
.25439
.22072
Sumber : data primer diolah
Dari output SPSS 18.00 pada tabel di atas  dapat kita lihat bahwa dari jumlah responden sebanyak 35 responden, disimpulkan Variabel kinerja pustakawan (Y) memiliki nilai minimum 3.00, nilai maksimum sebesar 5.00, dengan rata-rata sebesar 4,1714, dan memiliki standar deviasi sebesar 0.06323. Untuk Variabel kepuasan kerja (X1) memiliki nilai minimum dan maksimum masing-masingnya 3.00 dan 4.13, dengan rata-rata sebesar 3.4160 dan standar deviasi 0.25439. Untuk Variabel motivasi kerja (X2) memiliki nilai minimum 2.00 dan maksimum 4.00, rata-rata sebesar 3.2000 dengan standar deviasi 0.22072.
5.4       Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam penelitian ini variable yang diuji terdiri dari 2 (dua) variabel bebas (independent Variable) yang terdiri dari kepuasan kerja dan motivasi kerja dan 1 (satu) variabel terikat (dependentVariable) yaitu kinerja pustakawan.
5.4.1    Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mampu mengukur apa yang harus diukur. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir (corrected item totalcorrelation) dan nilainya dapat dilihat pada hasil pengolahan menggunakan program SPSS 18 pada tabel item-total statistic di kolom corrected item-totalcorrelation. Suatu pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai r hitung yang merupakan nilai corrected item-total correlation lebih besar dari r tabel. Kuisioner yang dinyatakan valid berarti kuisioner tersebut benar-benar mampu mengukur apa yang harus diukur. Butir-butir instrumen dianggap valid apabila koefisien korelasi (r hitung) > r tabel/r kritis (0,300) (Sugiyono dan Wibowo : 2004). Hasil uji validitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.10
Validitas Item
NO.
Variabel
Jumlah Item
Valid Item
Keterangan
1.
Kepuasan Kerja (X1)
16
12
1,6,9,16 tidak valid
2.
Motivasi Kerja (X2)
13
13
Valid semua
3
Kinerja Pustakawan (X3)
4
4
Valid semua
Sumber : data primer diolah
Dari rangkuman hasil validitas item di atas, butir-butir pernyataan yang valid dapat dilihat pada hasil pengolahan SPSS 18 pada tabel item total statisticspada kolom corrected item-total correlation untuk masing-masing butir pernyataan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.11
Hasil Uji Validitas
Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja dan Kinerja Pustakawan
No.
Pernyataan
r hitung
r kritis
Ket.
1.                   
Kepuasan Kerja (X1)
1
Saya  merasa  lebih  puas  terhadap  kemampuan saya  dalam  menyelesaikan  pekerjaan
0,109
0,30
Tidak Valid Item Dihapus
2
Saya  merasa  tidak  puas  dengan  tugas  yang  diberikan  oleh  Perpustakaan  kepada  saya
0,514
0,30
Valid
3
Saya  merasa    tidak  puas  dengan  gaji yang  saya  terima  jika  dibandingkan  dengan banyaknya  pekerjaan
0,426
0,30
Valid
4
Tingkat  kebersamaan  diantara  rekan  kerja  lebih  memuaskan  saya
0,365
0,30
Valid
5
Saya  merasa  lebih  puas  dengan  kemandirian untuk  mengambil  keputusan  dalam  pekerjaan   saya
0,598
0,30
Valid
6
Saya  merasa  lebih  puas  karena  dapat menggunakan  metode  saya  sendiri  dalam bekerja
0,037
0,30
Tidak Valid Item dihapus
7
Saya  merasa  lebih  puas  dengan  kondisi lingkungan  saya
0,628
0,30
Valid
8
Saya  merasa  lebih  tidak  puas  atas  hasil evaluasi  pelayanan  yang  saya  berikan  kepada nasabah
0,524
0,30
Valid
9
Saya  merasa  lebih  puas  karena  melakukan sesuatu  yang  tidak bertentangan  dengan  nilai-nilai  yang  saya  anut
0,112
0,30
Tidak Valid Item Dihapus
10

Saya  merasa  lebih  tidak  puas  karena  tidak mampu  berbuat  banyak  bagi  Perpustakaan  ini
0,361
0,30
Valid
11
Saya  merasa  lebih  puas  terhadap  penghargaan karena  saya  melaksanakan  tugas  dengan  baik
.487
0,30
Valid
12
Saya  merasa  lebih  puas  dengan  cara Perpustakaan  menjalankan  kebijakan  yang berlaku
0,413
0,30
Valid
13
Saya  merasa  lebih  tidak  puas  karena kehilangan  rekan  kerja  yang  terkena  PHK
477
0,30
Valid
14
Saya  merasa  memiliki  kesempatan  yang  lebih luas  untuk  mengkikuti  program  pelatihan   dan pengembangan
0,355
0,30
Valid
15
Saya  merasa  lebih  puas  dengan  cara  pimpinan saya  dalam  menangani  masalah  yang  dihadapi   pustakawannya
0,463
0,30
Valid
16
Saya  merasa  lebih  tidak  puas  dengan kemampuan  atasan  saya  dalam  mengambil keputusan
0,076
0,30
Tidak Valid Item Dihapus
1.                   
Motivasi Kerja (X2)
1
Dalam  menyelesaikan  masalah  atasan  saya selalu  bertindak  bijaksana
0,542
0,30
Valid
2
Hubungan  kerja  antara  atasan  dan  bawahan  baik  dan  tidak  kaku  sehingga  ada  rasa  saling  memiliki 
0,586
0,30
Valid
3
Pemberian  penghargaan  bagi  pustakawan  yang  berprestasi  akan  memberikan  motivasi  kerja  pustakawan
0,520
0,30
Valid
4
Argumentasi  yang  disampaikan  oleh  bawahan  akan  dinilai  positif  oleh  atasan
0,496
0,30
Valid
5
Perpustakaan  memberikan  pelatihan-pelatihan  kepada  pustakawan  untuk  meningkatkan  kemampuan  dan   keterampilan
0,677
0,30
Valid
6
Perpustakaan  sangat  peduli  dengan  kesejahteraan  pustakawannya
0,544
0,30

Valid

7
Atasan  saya  selalu  memberikan  pujian  kepada  saya  apabila  saya  menjalankan  tugas  pekerjaan  dengan  memuaskan
0,507
0,30
Valid
8
Situasi  lingkungan  kerja  saya  baik  dan  menyenangkan
0,729
0,30
Valid
9
Sarana  pendukung  dan  peralatan  pekerjaan  saya  sangat  memadai
0,527
0,30
Valid
10
Rekan  kerja  selalu  siap  memberikan  bantuan  jika  ada  kesulitan  dalam  melakukan  pekerjaan
0,621
0,30
Valid
11
Saya merasa  nyaman  terhadap  pengawasan  dari  atasan
0,542
0,30
Valid
12
Faktor  absensi  sangat  memotivasi  saya  untuk  melakukan  pekerjaan
0,462
0,30
Valid
13
Saya  selalu  ingin  mengetahui  bagaimana  mencapai  kemajuan  ketika  melakukan  tugas-tugas  pekerjaan
0,408
0,30
Valid
2.                   
Kinerja Pustakawan (Y)
1
Saya  selalu  berusaha  agar  pekerjaan  selesai  sesuai  targetnya
0,907
0,30
Valid
2
Saya  menyelesaikan  tugas  dengan  penuh  rasa  tanggung  jawab  sehingga  pekerjaan  yang  saya  lakukan  sesuai  dengan  job  description
0,932
0,30
Valid
3
Saya  selalu  berusaha  menyelesaikan  pekerjaan  lebih  cepat  dari  waktunya,  agar  saya  dapat  mengerjakan  tugas  berikutnya
0,870
0,30
Valid
4
Hasil  pekerjaan  saya  sangat  menentukan  kelangsungan  hidup  kantor,  oleh  sebab  itu  saya  selalu  memperhatikan  kualitasnya
0,813
0,30
Valid
Sumber : data primer diolah
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa 16 butir item pernyataan untuk variabel kepuasan kerja 4 diantaranya tidak valid, yaitu item pernyataan nomor 1, 6, 9 dan 16 dan untuk itu keempat item tersebut dihapus / dikeluarkan dan tidak diikut sertakan dalam pengujian selanjutnya. Setelah dilakukan pengujian ulang 12 item pernyataan dinyatakan valid karena nilai r hitung dilihat dari corrected item total correlation lebih besar dibanding r tabel/r kritis 0,30 seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dan Wibowo (2004). Dimana item kuesioner yang valid dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Sedangkan untuk motivasi kerja yang terdiri dari 13 butir pernyataan dinyatakan valid seluruhnya karena nilai r hitung dilihat dari correcteditem total correlation lebih besar dibanding r tabel 0,30, hasilnya dapat dilihat pada tabel di atas .
Kemudian untuk kinerja pustakawan yang terdiri dari 4 butir pernyataan seluruhnya adalah valid karena nilai corrected item total correlation lebih besar dibanding 0,30 dan item kuesioner yang valid dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
5.4.2    Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala-gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Dalam penentuan tingkat reliabilitas suatu instrumen penelitian. Secara umum keandalan dalam kisaran > 0,60 s/d 0,80 baik, serta dalam kisaran > 0,80 s/d 1.00 dianggap sangat baik. (Santoso, 2001 : 227).
Untuk menentukan reliabilitas terhadap butir-butir pernyataan variable dilakukan pengujian dengan komputer program SPSS 18.0. for windows 7 dengan rumus Cronbach’s Alpha.
Berdasarkan tingkat reliabilitas, hasil uji koefisien reliabilitas (r Alpha) terhadap ketiga instrumen variabel yang diuji dapat dirangkum pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.12
Hasil Uji Reliabilitas
No.
Variabel
Jumlah Item
Cronbach Alpha
Keterangan
1.
Kepuasan Kerja (X1)
12
0,759
Baik
2.
Motivasi Kerja (X2)
13
0,894
Sangat baik
3.
Kinerja Pustakawan (Y)
4
0,903
Sangat baik
Sumber : data primer diolah
Berdasarkan tabel rangkuman hasil uji reliabilitas di atas, nilai alpha cronbach untuk kepuasan kerja adalah 0,759, motivasi kerja 0.894, dan kinerja pustakawan 0,903. Hal ini berarti bahwa pernyataan untuk seluruh item pernyataan adalah sangat baik untuk kinerja pustakawan dan motivasi kerja serta baik untuk kepuasan kerja seperti yang dikemukakan oleh Santoso, (2001).
5.5       Pembahasan Hasil Analisa Regresi Linear Berganda
Untuk melihat pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pustakawan, maka digunakan analisa regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS 18.0 dapat dilihat rangkuman hasil empiris penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.13
Rangkuman Hasil Empiris Penelitian
Variabel Bebas
Koefisien Regresi
Konstanta
Kepuasan Kerja (X1)
0.094
8.161
Motivasi Kerja (X2)
0.116
Sumber : data primer yang diolah
Dari data di atas  dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y    =  a + b1x1 + b2x2
    Y     =  8.161 + 0.94 x1 + 0.116 x2
Dimana :
Y = kinerja pustakawan
a = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
x1 = Kepuasan Kerja
x2 = Motivasi Kerja
Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :
a.              Konstanta sebesar 8.161 menyatakan bahwa jika ada kepuasan kerja (x1), dan Motivasi kerja (x2) maka kinerja pustakawan Pada UPT Perpustakaan Unhas adalah sebesar 8.161.
b.             Koefisien regresi kepuasan kerja (x1) sebesar 0.094 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda positif) 1 point kepuasan kerja akan meningkatkan kinerja pustakawan Pada UPT Perpustakaan Unhas sebesar 0.094 dengan anggapan motivasi kerja (x2) tetap.
c.              Koefisien regresi motivasi kerja (x2) sebesar 0.116 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda positif) 1 point motivasi kerja akan meningkatkan kinerja pustakawan Pada UPT Perpustakaan Unhas sebesar 0.116 dengan anggapan kepuasan kerja (x1) tetap. Dimana pada penelitian ini ternyata variabel motivasi kerja (X2) yang merupakan variabel yang paling dominan / besar pengaruhnya terhadap kinerja pustakawan Pada UPT Perpustakaan Unhas, selanjutnya dipengaruhi oleh kepuasan kerja (X1), dimana untuk menentukan mana yang paling dominan diurutkan sampai yang terkecil dilihat dari nilai koefisien regresi yang dimiliki masing-masing variabel.
Jadi Koefisien regresi yang bertanda positif (+) menandakan arah hubungan yang searah, sedangkan apabila koefisien regresi bertanda negatif (–) menunjukkan arah hubungan yang berbanding terbalik antara variable independen (X) dengan variabel dependent (Y).
5.6       Pengujian Hipotesis
5.6.1    Uji Parsial Dengan T- Test
Uji statistik T pada dasarnya digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dimana pada penelitian iniuntuk melihat pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pustakawan Pada UPT Perpustakaan Unhas secara parsial / individual.
Tabel 5.14
Hasil Pegujian Hipotesis Untuk
Uji Parsial Dengan T- Test
Variabel Bebas
T-Hitung
Probabilitas
Keterangan
Kepuasan Kerja (X1)
3.452
0.001
Signifikan
Motivasi Kerja (X2)
5.632
0.000
Signifikan
T table = 2.037
Sumber : data primer yang diolah
Dengan menggunakan t-test, diperoleh nilai t hitung variabel X1 kepuasan kerja sebesar 3.452 sedangkan t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5% atau 0,05) dan derajat bebas (df) = N-k-1 = 35-2-1 = 47 dimana N = jumlah sampel, dan k = jumlah variabel independen adalah sebesar 2.037 dengan demikian T hitung = 3.452 > T tabel = 2.037 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 (sig < 0,05). Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pustakawan Pada UPT Perpustakaan Unhas sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis ini telah teruji secara empiris. Sedangkan, untuk variabel X2 motivasi kerja diperoleh nilai t hitung sebesar 5.632 sedangkan t tabel adalah sebesar 2.037 dengan demikian T hitung = 5.632 > T tabel = 2.037 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (sig < 0,05). Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pustakawan Pada UPT Perpustakaan Unhas sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis ini telah teruji secara empiris.
5.6.2    Uji Simultan Dengan F-Test (Anovab)
Uji F untuk menentukan apakah secara serentak /bersama-sama variable independent mampu menjelaskan variabel dependen dengan baik atau apakah variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Pada tabel Anova dapat dilihat pengaruh variable independent kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap variabel dependent kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas secara simultan/bersama. Dimana setelah dilakukan penganalisaan dengan SPSS 18.0 maka didapat output sebagai berikut:
Tabel 5.15
Hasil Pegujian Hipotesis Untuk
Uji Simultan Dengan F- Test
ANOVAb
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regresision
Residual
Total
23.161
20.839
44.000
2
32
34
11.580
.443
26.118
.000a







a. Predictors: (Constant), motivasi kerja (x2), kepuasan kerja (x1)
b. Dependent Variable: kinerja pustakawan (y)
Sumber : data primer yang diolah
Uji signifikansi simultan / bersama-sama (uji statistik F) menghasilkan nilai F hitung sebesar 26.118. Pada derajat bebas 1 (df1) = jumlah variabel – 1 = 3-1 = 2, dan derajat bebas 2 (df2) = n-k-1 = 35-2-1= 32, dimana n = jumlah sampel, k = jumlah variabel independent, nilai f tabel pada taraf kepercayaan signifikansi 0,05 adalah 3.32 dengam demikian F hitung = 26.118 > F tabel = 3.32 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitasnya signifikansi jauh lebih kecil dari sig < 0,05, maka model regresi dapat dipergunakan untuk memprediksi kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas atau dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja (x1), dan motivasi kerja (x2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas.
5.6.3    Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Tabel 5.16
Hasil Pengujian Untuk Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the estimate
R Square Change
Change Statistics
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1
.726a
.526
.506
.66587
.526
26.118
2
32
.000
a. Predictors: (Constant), motivasi kerja (x2), kepuasan kerja (x1)
b. Dependent Variable: kinerja pustakawan (y)
Sumber : data primer yang diolah
Korelasi itu berarti hubungan, begitu pula analisis korelasi yaitu suatu analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel. Nugroho (2005), uji korelasi tidak membedakan jenis variabel (tidak ada variable dependent maupaun independent). Nilai korelasi dapat dikelompokkan dalam Nugroho, (2005) sebagai berikut : 0,41 s/d 0,70 korelasi keeratan kuat, 0,71 s/d 0,90 sangat kuat dan 0,91 s/d 0,99 sangat kuat sekali dan jika 1 berarti sempurna, pada hasil penelitian ditemukan bahwa hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas adalah sangat kuat sebesar (r = 0,726).
Koefisien determinasi atau angka R square adalah sebesar 0,526. Nugroho (2005), menyatakan untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan, dimana jika variable independent 1 (satu) maka menggunakan R square dan jika telah melebihi 1 (satu) menggunakan adjusted R square. Adjusted R square adalah sebesar 0.506 hal ini berarti 50.6% dari variasi variabel dependent kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas yang dapat dijelaskan oleh variabel independent kepuasan kerja dan motivasi kerja sedangkan sisanya sebesar 0,494 atau 49.4% (1- 0,506 atau 100% - 50.6%) dijelaskan oleh Variabel-variabel lain diluar variabel yang ada. Tetapi nilai variabel lain ini kecil yaitu sebesar 49.4%. Nilai R Square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square, semakin lemah hubungan kedua variabel (begitu juga sebaliknya).


BAB VI
PENUTUP
6.1              Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.                  Secara parsial kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas.
2.        Secara bersama-sama kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas.
3.        Variabel kepuasan kerja dan motivasi kerja koefisien regresi bertanda positif (+) menandakan hubungan yang searah, dengan kata lain kepuasan
kerja dan motivasi kerja akan meningkatkan kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas.
4.        Korelasi / hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja pustakawan UPT Perpustakaan Unhas adalah sangat kuat.
6.2 Saran – Saran
Untuk mencapai tujuan UPT Perpustakaan Unhas  terhadap  kinerja pustakawannya ada beberapa  saran yang ingin disampaikan sebagai berikut:
1.        Disarankan kepada Manajemen Perpustakaan untuk selalu memberikan peluang berupa insentif atau  kenaikan gaji, kenaikan jabatan fungsional dan pangkat, memfasilitasi pustakawan untuk mempererat hubungan sesama rekan kerja, menciptakan lingkungan kerja yang relatif lebih nyaman bagi pustakawannya, mengembangkan keterampilan dan kemampuan pada pustakawannya agar pustakawan lebih meningkatkan kinerjanya dan menguntungkan bagi peningkatan layanan Perpustakaan.
2.        Disarankan kepada Perpustakaan untuk selalu memperhatikan absensi pustakawannya, meningkatkan pemberian pelatihan, mempertahankan kesejahteraan yang baik, melakukan motivasi secara berkala, dan memberikan kesempatan yang lebih luas untuk promosi pada pustakawannya agar pustakawan lebih meningkatkan kinerjanya dan menguntungkan bagi Perpustakaan.
3.        Untuk penelitian di masa yang akan datang sebaiknya memperluas variabel dan pengukuran variabel penelitian sehingga dapat lebih meningkatkan kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas.
4.        Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam tentang kepuasan kerja dan motivasi kerja yang pada penelitian ini berpengaruh terhadap kinerja pustakawan pada UPT Perpustakaan Unhas agar diperoleh gambaran yang lebih lengkap lagi sehingga diharapkan hasil penelitian yang akan datang lebih sempurna dari penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Alex Nitisoemito. 1982.Manajmen Personalia Ghalia, Indonesia, UGM.
Yogyakarta,

Dessler, Gary, 1999.Manajemen Personalia. Erlangga :Jakarta

Donely, Ivan Cevhic, Gibson 1989.Organisasi Prilaku struktur, proses. jilid 2
PT. Bina Rupa Aksara. Jakarta

FFillipo, Edwin B 1987.Manajemen Personalia (Terjemahan Moh Masud) Edisi keIV.Erlangga : Jakarta

Hany, T. Handoko 1994. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE: Yogyakarta

Manulang Dra,Tahun 1975.Pengantar Ekonomi Perpustakaan “ penerbit Ghalia Medan,Jakarta, Yogyakarta ,

Martoyo, Susilo 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFF Yogyakarta

Robbin, Stephen,P Judge, Prilaku Organisasi Edisi 12. Salemba 4:Jakarta

Robbin, Stephen ,1999.Prinsip-Prinsip Prilaku Organisasi , Edisi Ke Lima.
Erlangga: Jakarta
Red r. david 2005. Manajemen Strategi Edisi 10. Salemba 4 : Jakarta

Simamora, 1995 Sumber Daya Manusia

Soeprihanto, John. 1988. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengembangan
Pustakawan. BPFE UGM. Yogyakarta.

Sule, E. 2002. Keterkaitan antara kepuasan kerja Pustakawan dan Kepuasan Pelanggan dengan Kinerja Perpustakaan” dalam jurnal akuntansi dan manajemen vol.2, no.2, STIE YKPN, Yogyakarta

Tony Listianto dan Bambang Setiaji 2007. Pengaruh Motivasi, Kepuasan, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pustakawan (Studi Kasus di Lingkungan Pegawai Kantor PDAM Kota Surakarta). http://www.damandiri.or.id.

Wahyuddin. M. Dan Narimo. 2005. Faktor-faktor Penentu Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kaanganyar: Pendekatan LPM dan Multinominal Logistik Model. Junal BENEFIT. Vol.(, No. 1, Fakultas Ekonomi,UMS Suakarta